Langit mengadu pada gumpalan awan hitam
Tanah berbisik pada batu dan kerikil
Dedaunan menari bersama penghuni malam
Sobekan kertas terlelap memenuhi lantai
Kemarin, masih seperti itu
Belum sempat mengecup kening, membagi serpihan duka
Belum sempat melepas tawa, menebar ‘jaring-jaring’ suka
Belum sempat berucap manis, berbagi macam rasa
Hanya terdiam membisu,
Meratapi punggung itu perlahan menjauh
Langkah yang tak pernah mundur
Langkah yang bersih tak berjejak
Hati menjerit memanggil raga
“Bisakah mundur walau selangkah ?”
Tak ada jawaban
Tatapan kosong memenuhi ‘darah’
Mengalir menutupi duka di wajah
Bibirpun enggan berkata
Bagaimana aku menyusulmu dalam diam
Bagaimana aku merangkulmu kembali ke pelukan
Hanya bisa meratapi sesal yang berbinar,
dengan goresan kecil yang senantiasa kekal
Kurindu sesungging senyum di wajah itu lagi
Kurindu tatapan kasih di mata itu lagi
Kurindu usapan lembut di tangan itu lagi
Kurindu pelukan kasih di dada itu lagi
Dan sekali kali lagi,
aku rindu semua tentangmu
Oleh : Nur Azikhin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar